Memiliki Indonesia sekarang – sekarang ini sepertinya banyak
yang merasa malu dan tidak percaya diri. Menjadi orang Indonesia saat – saat ini
sepertinya hanya bisa gigit jari. Menjadi orang Indonesia sekarang ini
sepertinya tidak ada untungnya sama sekali. Ah, itu kan hanya pikiran orang –
orang yang frustasi atau pikiran orang – orang yang maunya menang sendiri saja.
Atau mungkin pikiran orang – orang yang tidak kebagian kue reformasi kemarin.
Padahal negeri ini adalah sebuah harta warisan nenek moyang
kita yang nantinya juga harus kita wariskan kepada anak cucu. Kita pernah
bangga dengan harta warisan itu dan orang – orang menyebutnya dengan penuh
kebanggaan. Bahkan negeri ini banyak orang yang menggambarkannya dengan sangat
indah dan menawan hati. Ada yang bilang kalau negeri ini seperti batu zamrud,
batu yang sangat indah dan sangat mahal harganya tentunya dan setiap orang
pastilah akan senang dan bangga bila memilikinya. Ada juga salah satu syair
lagu dari grup musik terkenal di negeri ini, Koes Plus, yang menggambarkan
bahwa apabila kita menancapkan tongkat dan batu maka akan tumbuh menjadi
tanaman. Dan dimana – mana yang ada bukanlah lautan melainkan kolam susu. Bayangkan.
Tidak kalah para dalang wayang kulit pun juga menggambarkan
kemakmuran negeri ini dengan kalimat yang sangat indah. Negeri ini karena
makmur dan suburnya maka digambarkan dengan kalimat “gemah ripah loh jinawi
toto tentrem kerto raharjo” yang boleh diartikan secara sederhana suatu
negeri yang memiliki suatu tingkat kemakmuran yang tiada taranya.
Kalau kita bicara tentang rakyatnya maka Cuma ada satu kata
yang bisa mewakilinya yaitu ramah tamah. Ramah tamah itu artinya selalu
berpikir positif terhadap setiap tamu yang mendatanginya. Memang setiap tamu di
negeri ini tidak (selalu) dianggap sebagai raja (seperti yang sering dikatakan
oleh para ahli dibidang pelayanan) tetapi cukuplah apabila setiap tamu disambut
dengan ramah tamah. Bahkan konon ketika Tuan Cornelis de Houtman datang pertama
kali ke negeri ini disambut dengan ramah tamah juga walaupun akhirnya Jendral
kompeni itu punya maksud ingin menguasai negeri yang rakyatnya ramah tamah ini.
Apakah sifat ramah tamah itu sekarang ini sudah hilang
begitu saja hanya karena alasan – alasan yang sederhana? Seperti oleh alasan
wanita simpanan, istri simpanan, rekening bank simpanan, villa megah simpanan
atau oleh alasan – alasan yang complicated? Seperti alasan atas perintah
atasan, wewenang dari pusat, dampak dari otonomi daerah, melanggar hak azasi
manusia. Sepertinya sifat ramah tamah itu tidak akan bisa pernah hilang begitu
saja baik dengan alasan – alasan yang sederhana maupun alasan – alasan yang complicated.
Lalu mengapa akhir – akhir ini tumbuh perasaan kurang merasa
nyaman dan senang menjadi rakyat di negeri ini? Ada yang bilang negeri ini
sudah kehilangan arah. Hal itu disebabkan karena orang – orang yang membuat
arah di negeri ini sudah tidak bisa membedakan lagi mana timur mana barat, mana
makmur mana melarat. Apa jadinya kalau keadaannya seperti itu? Ya kalau
keadaannya seperti itu pastilah menyedihkan sekali tapi apakah keadaannya sudah
separah itu?
Sekarang mari kita lihat bahwa itu semuanya sebetulnya tidak
terjadi. Itu semuanya hanyalah gosip alias cerita isapan jempol belaka. Kalau kata
orang bule itu semua adalah bullshit alias omong kosong. Mari satu per
satu kita lihat yang sebenarnya apa yang terjadi di negeri ini.
Referensi : Membaca Indonesia Sambil Senyam - Senyum
Referensi : Membaca Indonesia Sambil Senyam - Senyum
0 Comments:
Post a Comment