Ia adalah salah satu dari sahabat Rasulullah saw, yang
tercatat masih keluarga Nabi karena merupakan kemenakan dari Siti Khadijah,
istri Rasulullah. Hakim dikenal dengan kerendahan hatinya, bersedia membantu
orang lain yang sedang ditimpa kesulitan. Satu hal yang unik dari Hakim, ia
tercatat satu – satunya orang yang lahir di dalam Ka’bah.
Ini terjadi karena
sang Ibunda bersalin dikala sedang berdoa dalam Ka’bah pada saat festival di
kota Mekkah, sebagaimana tradisi wanita pada saat festival selalu berdoa di
dalam Ka’bah.
Hakim dibesarkan dari keluarga berada, namun orang tuanya
tidak pernah memanjakannya. Sifat kemurahan hatinya di tempa pada saat ia
diberi tugas untuk membantu jamaah haji yang sedang membutuhkan pertolongan. Tak
jarang ia merogoh kantungnya sendiri untuk orang – orang jamaah haji yang
membutuhkannya saat itu.
Sebenarnya ia besar bersama Rasulullah, jauh sebelum
Muhammad menjadi Nabi. Meski demikian, ia baru memeluk Islam pada saat
peristiwa penaklukan Mekkah, yang berarti 20 tahun setelah Rasulullah mensyi’arkan
Islam secara terang – terangan. Karena itu penyesalannya tampak pada saat ia
mengucapkan kalimat syahadat, ia terus menangis hingga sehari setelahnya. Ia menyesali
kenapa baru pada saat itu ia memeluk Islam, ia menyesalkan banyak waktu yang
terbuang untuk melakukan kebaikan dalam naungan syariat agama yang mulia ini.
Untuk menebus rasa bersalah itulah, ia menjual sebuah
bangunan bersejarah miliknya bernama Dar an-Nadwah. Di tempat itu, biasanya
para pemuka Quraysy berkumpul dan berdiskusi tentang banyak hal, bahkan membuat
rencana jahat terhadap Nabi. Dijualnya bangunan tersebut seharga 100 ribu
dirham, lalu diinfaqkannya seluruh hasil penjualan itu untuk dakwah di jalan
Allah.
Kedermawanannya tidak berhenti sampai disitu. Saat melaksanakan
ibadah haji, ia menyembelih sekitar 100 ekor unta dan membagikan dagingnya
kepada fakir miskin di seluruh Mekkah. Ketika di padang Arafat, bersamanya ada
100 budak, Hakim juga membebaskan mereka setelah diberikan bekal masing –
masing segenggam perak.
Seusai perang Hunain, dia meminta sejumlah rampasan perang
kepada Rasul. Dia kemudian meminta lebih dan Rasul kembali memberikannya. Hakim
belum lama memeluk Islam akan tetapi Rasul amat pemurah kepada mereka yang baru
memeluk Islam agar mereka bersedia menerima Islam sepenuhnya. Hakim pun
mendapat rampasan perang dalam jumlah cukup banyak.
Maka Rasul pun berkata kepada Hakim, “Wahai Hakim! Segala
harta benda ini amatlah menarik. Siapa saja yang memilikinya dan merasa puas
dengannya akan diberkahi sebaliknya siapa yang merasa tidak puas, tidak akan
diberkahi. Dia akan seperti orang makan namun tidak pernah merasa kenyang. Tangan
di atas lebih baik dari tangan yang di bawah.”
Petuah Rasul ini sangat membekas di hatinya. Dia merasa
tersentuh dan lantas berkata kepada Rasul, “Ya utusan Allah, aku tidak akan
meminta kepada siapapun selain kamu untuk apapun.” Sejarah mencatat, Hakim
benar – benar menepati ucapannya. Sahabat Rasul ini tidak pernah meminta apapun
juga kepada orang lain hingga dia meninggal dunia.
Semoga bermanfaat.
Sedekah Adalah Anugerah.
1 Comments:
subhanallah. mari teladani keunggulan para sahabat penaaksi.com
Post a Comment